-->

Type something and hit enter

ads here
On
advertise here
http://static.inilah.com/data/berita/foto/1782293.jpgJakarta -Kebiasaan mengkonsumsi obat sembarangan sebagai obat kuat bagi pengidap disfungsi ereksi (DE), bisa berakibat pada kematian.

Para pakar kesehatan kembali mengingatkan bahaya membeli obat-obatan antiimpotensi yang dijual secara bebas, baik lewat internet atau di pinggir jalan.

Dalam sebuah penelitian terhadap obat-obatan DE yang dijual di Korea Selatan ditemukan obat-obatan itu bukan cuma terkontaminasi, tapi juga mengandung bahan aktif terlalu banyak atau justru tidak mengandung apa pun. Obat-obatan itu bisa berbahaya, terutama untuk pria yang menderita hipertensi atau penyakit jantung.

Dalam penelitian di Korea Selatan para peneliti membandingkan Viagra dan Cialis dengan obat-obatan "sejenis" yang dijual bebas. Ternyata sepertiga dari obat-obatan itu memiliki ukuran dan warna yang berbeda. Sementara itu 58 persen mengandung zat aktif terlalu banyak dan 3 persen tidak mengandung apa-apa.

"Obat yang dibeli dengan bebas itu mungkin lebih murah daripada obat resep, tapi sangat berisiko, atau justru tidak memberikan efek apa pun karena tidak ada isinya," kata Dr.John Morley, direktur geriatri dari Saint Louis University, AS.

Obat jenis inhibitor phosphodiesterase tipe 5 (PDE51) banyak dipakai untuk mengatasi pria penderita impotensi, namun seringkali disalahgunakan dan dipakai pada berbagai obat, meski tidak termasuk dalam kategori impotensi. Golongan obat yang menggunakan PDE51 antara lain sildenafil (merk generik Viagra) dan tadalafil (Cialis).

Sejak Viagra diluncurkan dan populer, berbagai obat DE sejenis bermunculan bak cendawan di musim hujan. Padahal, obat DE memiliki tipe khusus, karena pasien perlu berkonsultasi dulu dengan dokter untuk mengetahui faktor penyebabnya. Tidak semua pasien yang impotensi diberikan obat DE.

Para ahli juga mengingatkan bahwa obat Viagra yang asli pun memiliki efek samping, terutama pada pria yang juga mengonsumsi obat nitrat untuk mengobati nyeri dada.

"Setiap obat memiliki efek samping, karena itu konsultasikan dulu dengan dokter. Dikhawaitrkan obat-obatan yang dijual tanpa resep itu memiliki efek samping lebih berbahaya," kata Morley.

Sementara itu, Androlog RS Fatmawati Nugroho Setiawan, MS, SpAnd menambahkan, bagi sebagian orang, hubungan seks merupakan lambang keharmonisan keluarga sehingga banyak pria yang menggunakan obat kuat untuk memuaskan pasangan.

"Padahal nggak perlu minum obat kuat untuk memuaskan pasangan. Agar hubungan seksual suami istri tetap harmonis, langkah terbaik adalah sama-sama menjaga kesehatan dengan pola hidup yang baik, mengkonsumsi makanan bergizi dan perbanyak olah raga," saran Nugroho.

Penggunaan obat kuat bagi pria, lanjut Nugroho, diperlukan jika pria tersebut mengalami gangguan seksual seperti disfungsi ereksi maupun ejakulasi dini. "Itu pun harus sesuai dengan resep dokter dan obat yang dikonsumsi harus jelas asal usul dan peruntukannya," ujarnya.

Tanpa resep dokter, pengguna obat tidak mengetahui kandungan bahan pada obat itu, apakah nantinya menimbulkan efek samping bagi kesehatan atau tidak. Apalagi jika obat yang dikonsumsi berkontraindikasi dengan penyakit lain.

"Banyak kasus kematian setelah mengkonsumsi obat kuat karena terjadi kontra indikasi pada penggunanya. Obat kuat biasanya memacu kerja jantung. Bagi penderita hipertensi hal ini sangat berbahaya. Efek paling mengerikan adalah kematian akibat penggunaan tanpa resep dokter," pungkas Nugroho.

Click to comment