-->

Type something and hit enter

ads here
On
advertise here
Surabaya  - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jatim menyatakan hingga Jumat (21/10/2011) hari ini, jumlah kasus penyakit difteri di Jatim menjadi 355 kasus. Ini bertambah 22 kasus dari data terakhir minggu lalu 333 kasus. Untuk korban meninggal akibat difteri tetap tidak ada perubahan, yakni 11 orang.

"Sejak Jatim dinyatakan kejadian luar biasa (KLB) difteri pada 10 Oktober 2011 oleh Gubernur Soekarwo, ada 333 kasus dan 11 meninggal. Hingga hari ini, sudah menjadi 355 kasus, tetap 11 meninggal," tegas Kadinkes Jatim Mudjib Affan kepada wartawan, di kutip di beritajatim Jumat (21/10/2011).

Menurut dia, dengan ditemukan kasus difteri di daerah, sistem deteksi dini (surveilance/petugas pemantau) Puskesmas dan Dinas Kesehatan kabupaten/kota se-Jatim berjalan dengan baik.

"Setelah ditemukan mereka yang suspect difteri, langsung dibawa ke RS untuk diisolasi. Kami ingin menekan angka kematian dan kesakitan akibat difteri yang menyerang anak-anak, melalui gerakan imunisasi massal," tukasnya.

Hingga saat ini, Dinkes Jatim berani memastikan hanya tersisa 14 orang yang masih opname akibat difteri di Rumah Sakit (RS). Mereka tersebar di Malang, Pasuruan, Bangkalan, Mojokerto dan RSAL dr Ramelan Surabaya. Sedangkan, pasien difteri di RSU dr Soetomo dipastikan sudah dipulangkan semua dan sembuh.

"Sekembalinya pasien pulang di rumah, ada petugas yang terus mengawasi dan membuktikan mereka benar-benar sudah sehat," imbuhnya.

Pihaknya telah menerima bantuan 30 ribu ampul vaksin difteri lagi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Ini setelah kebutuhan 40 ribu ampul vaksin sudah habis terdistribusi.

"Yang terpenting, semua pasien difteri yang dirawat di RS milik pemprov kelas III digratiskan biayanya. Untuk yang kelas II hanya digratiskan untuk obat anti difteri serum (ADS)," pungkasnya.

Click to comment