-->

Type something and hit enter

ads here
On
advertise here
http://images.detik.com/content/2011/10/05/328/smsputri200.jpg Sepak terjang content provider (CP) nakal yang menyedot pulsa pelanggan dinilai menyulitkan CP yang beroperasi secara jujur. Segelintir CP nakal berhasil mendapatkan sejumlah besar uang dari bisnis tersebut.

"Penyedia konten yang sudah jujur sekarang susah cari duit. Kita kan kena abuse dari para CP nakal itu. Masyarakat jadi antipati terhadap penyedia konten," tukas Ferrij Lumoring, Sekjen IMOCA (Indonesian Mobile & Online Content Provider Association).

Meski secara jumlah penyedia CP mengalami penurunan, menurut Ferrij nilai bisnisnya disinyalir bertambah. Namun kebanyakan uang dari bisnis konten ini malah diraih oleh para CP nakal yang menjebak pengguna selular dengan segala macam cara.

"Sekarang bayangkan saja kalau satu orang kejebak 2000 perak, padahal yang kena sangat banyak, bisa dibayangkan berapa yang didapat oleh mereka," jelas Ferrij.

IMOCA sendiri berupaya menertibkan anggotanya untuk beroperasi secara benar. Misalnya coba memberi sanksi pada yang tidak bisa memenuhi aturan. Namun terkadang CP yang sudah dikenai sanksi keluar dari keanggotaan dan kembali berbuat nakal.

"Kita kan tidak bisa mengontrol semuanya. Jadi saya harapkan ada regulasi agar CP wajib menjadi anggota sebuah organisasi untuk sama-sama mematuhi code of conduct," tambah Ferrij.

Kewenangan IMOCA memang masih sebatas menghimbau CP yang nakal dan tidak memiliki payung hukum untuk melakukan penertiban. Menurut Ferrij, inilah salah satu alasan CP nakal masih bertebaran sejak lama dan membuat kerugian.(detik.com)

Click to comment