-->

Type something and hit enter

ads here
On
advertise here
Dua hal yang tampaknya tidak bisa lepas dari Lawang Sewu; sejarah dan mistis. Sebagai bangunan tua, dibuat tahun 1903, Lawang Sewu menjadi saksi bisu beragam peristiwa historis di Semarang. Pernah menjadi kantor Djawatan Ketera Api pada masa Kolonial Belanda, Lawang Sewu juga pernah menjadi penjara oleh tentara penjajahan Jepang.

Konon ada Sebuah ruangan di Lawang Sewu yang terhubung dengan sungai di belakang gedung digunakan sebagai ruang ekskusi bagi para tawanan yang membangkang. kepala para tawanan dipenggal dan dibuang ke sungai di belakang gedung hingga air sungai berubah merah. Dengan sejarah “kelam” seperti itu, tidak heran jika Lawang Sewu dipersepsi sebagai tempat angker. Ada berbagai jenis makhluk halus yang menghuni gedung ini. Dua “makhluk” paling populer adalah hantu noni Belanda yang katanya gentayangan di salah satu ruang utama. Sedangkan hantu pejuang pribumi tanpa kepala, konon, kerap berkeliaran di halaman depan.

Sisa “kekejaman” Jepang masih dapat kita telusuri dalam ruang bawah tanah. Setidaknya ada  “fasilitas” penjara yang mengisahkan kekejaman itu. ada penjara duduk, penjara berdiri, dan ruang eksekusi. Oleh perancangnya, ruang bawah tanah Lawang Sewu sebenarnya disiapkan sebagai penampung air. Itu terlihat dari pipa besar yang malang melintang di dalam. Namun, ruang itu diubah menjadi penjara bawah tanah oleh tentara Jepang untuk menyiksa pejuang pribumi.

Dalam sebuah kesempatan, sejumlah paranormal membuat acara melukis makhluk-makhluk halus yang ditengarai tinggal di Lawang Sewu. Belasan sosok diilustrasikan oleh para seniman dan ara normal. Bagimana pendapat Anda? Percaya kalau “penghuni” Lawang Sewu benar-benar ada?